Tuesday, 10 March 2020

Istilah Komunikasi Dalam al-Quran

A.      PENDAHULUAN
Dalam Al-Qur’an dan hadits ditemukan cukup banyak istilah-istilah yang terkaitdengan Ilmu Komunikasi. Di antara istilah tersebut adalah lafdz, qaul, kalam, nuthq, naba’, khabar hiwar, jidal, bayan, tadzkir, tabsyir, indzar, tahridh wa’adz, dakwah, ta’aruf, tawashi, tabligh dan irsyad.

Dari kata-kata di atas, yang termasuk dalam jenis pesan adalah lafdz, qaul, kalam, dan nuthqNaba’, khabar dan hadits masuk dalam kategori kekuatan pesan. Sedangkan  hiwar, jidal, bayan, tadzkir, tabsyir, indzar, wa’adz, dakwah, ta’arusf, tawashi, tabligh, irsyad, termasuk metode menyampikan pesan. Hasil dari penyampaian pesan dengan metode-metode di atas akan berdampak kepda manfaat pesan.

B.       JENIS PESAN
Pesan adalah seperangkat lambnag bermakna yang disampaikan oleh komunikator. Pesan terbagi menjadi dua: pesan verbal dan non verbal. Simbol bahasa verbal adalah kata, baik terucap maupun yang tertulis. Sedangkan komunikasi non verbal adalah pesan nonlingustic yang diidyaratka oleh anggota tubuh untuk menunjukkan sikap dan penampilan.
1.        Pesan Verbal
Untuk pesan verbal paling sedikit ada tiga jenis dalam Al-Qur’an. Tiga jenis itu adalah:
a.         Lafdz, yaitu bunyi yang kita keluarkan dari mulut ibarat bunyi atau symbol yang kita lemparkan dari mulut kita. Lafdz juga dipahami sebagai pesan paling sederhana yang keluar dari lisan seseorang yang dapat dipahami maknanya.
b.         Qaul, kata yang mengandung makna dan keluar dari lisan atas dasar kesengajaan dan kesadaran penuh dari orang yang mengucapkan. Qaul dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu:
1.      Qaulan Ma’rufan; yaitu perkataan yang baik yang membawa kebaikan dunia dan akhirat.
2.   Qaulan Kariman; yaitu perkataan yang mulia dan berharga. Ungkapan yang indah dan penuh dengan adab sehingga orang yang diajak bicara merasa bahagia, dihormati dan dimuliakan.
3.   Qaulan Maysuran; yaitu perkataan yang mudah, perkataan yang mudah diterima oleh komunikan dan komunikatornya juga mendapatkan kemudahan dalam menyampaikan perkataan.
4.    Qaulan Balighan; yaitu perkataan yang sampai kepada maksud, pengaruh dan berbekas kepada jiwa.
5.      Qaulan Layyinan; yaitu perkataan yang lemah lembut.
6.      Qaulan Sadidan; yaitu perkataan yang benar.
7.   Qaulan Tsaqilan; yaitu perkataan yang berat, atau kata-kata yang berbobot dan penuh makna, memiliki nilai yang mendalam, memerlukan perenungan untuk memahaminya, dan bertahan lama.
8.     Qaulan ‘Adziman; yaitu perkataan yang besar. Kata-kata yang besar maksudnya di sini besar kekejiannya, besar kelancangannya, besar kedustaan dan jauh dari keluarganya dari hal yang sebenarnya.

c.        Kalimat, adalah susunan lafdz yang mengandung makna yang sempurna. Kalimat lebih luas cakupannya dari pada Qaul. Kata kalimat dalam Al-Qur’an tidak berdiri sendiri, tetapi digandeng dengan kata yang lain. Setidaknya ada tujuh tempat yang menyebutkan kata “kalimat” yang sdah disandingkan dengan kata lain.
1.     Kalimatullah; yaitu kalimat Allah yang berhubungan dengan agama Allah, hukum Allah, syariat Allah, dan segala halyang bersumber dari Allah baik perintah maupun larangan. Al-Qur’an menyatakan bahwa kalimatullah itu tinggi. Ibnu Abbas mengatakan bahwa alimatullah artinya adalah kalimat tauhid, la ilaha illallah.
2.       Kalimat Alladzina Kafaru; yaitu kalimat orang-orang yang mengingkari kebenaran.
3.   Kalimatun sawa’; yaitu kalimat yang sama atau kalimat yang adil. Adil maksudnya adalah kalimat yang berdiri di tengah dan disepakatai oleh kalangan intelektual yang objektif dari hasil penelitian yang akurat tentang sesuatu.
4.   Kalimat Al-Kufr; yaitu kalimat yang mengandung makna terhadap kebenaran, atau mengandung unsure pelecehan terhadap nilai-nilai kebenarandan orang-orang yang membawa nilai kebenaran.
5.      Kalimat Al-Taqwa; adalah kalimat yang berfungsi melindungi. Para ulama tafsir secara umum mengatakan bahwa yang dimaksud denga kalimat al-taqwa adalah kalimat la ilaha illallah.
6.     Kalimat al-Thayyibah; adalah kalimat yang baik. Termasuk dalam kalimat baik adalah kalimat tauhid seperti La ilaha illallah dan segala ucapan yang menyeru kepada kebajikan dan mencegah dari kemungkaran serta perbuatan yang baik.
7.        Kalimat al-Khabitsah; kalimat yang buruk, jelek, kotor, hina, rusak dan rendah.

2.        Pesan Non Verbal
Pesan non verbal adalah bahsa isyaratmata, wajah, tangan, kaki, gerakan tubuh, bibir, kepala, dan seterusnya. Bahkan bisa dikatakan bahwa isyarat tentang pesan non verbal dalam Al-Qur’an meliputi isyarat dari ujung kepala sampai ujung kaki.

C.      KEKUATAN PESAN
Pesan yang dikirim oleh seseorang memiliki pengaruh yang berbeda antara satu dengan yang lain, baik pengaruh positif maupun negatif. Ada pesan yang memiliki kekuatan serta berdampak luas, dan ada pesan yang biasa saja, tidak terlalu berdampak besar, dan kadang-kdang dianggap oleh pendengar atau pembacanya seperti angin lalu saja.


1.        Naba’
      Naba’ adalah khabar yang memiliki manfaat yang besar yang bisa menghasilkan kualitas berita sampai derajat ilmu (akurat) atau ghalabat al-dzann (kemungkinan benarnya lebih besar). Naba’ juga bukan sekedar berita, tetapi berita penting yang akan mendapatkan perhatian luas dari masyarakat.
Selain itu, naba’ juga menyiratkan makna bahwa berita yang disebut dengan naba’ adalah berita dari sumber utama kepada orang yang belum tahu tentang informasi tersebut,
Jadi, naba’ adalah isu-isu besar yang berimpikasi luas di tengah masyarakat. Agar tidak menimbulkan gejolak, berita yang masuk dalam kategori naba’ harus betul-betul akurat.

2.        Khabar
Khabar adalah berita yang dipindahkan dari orang lain dan bisa juga bersumber dari diri sendiri dan mengandung dua kemungkinan, benar atau salah. Meskipun naba’ juga bisa mengandung dua kemungkinan benar atau salah, tetapi isi pesannya secara umum mengandung perhatian yang luas dan berdampak luas, sedangkan khabar tidak selalu seperti itu.

3.        Hadits
Perbedaan lain, kalau khabar biasanya bersumber dari orang lain, maka hadits adalah berita baru yang biasanya bersumber dari orang ynag membawa berita. Tetapi setelah itu dua kata ini seolah-olah tidak bisa dipisahkan lagi pemakaiannya.

Shidq dan Kadzib
Istilah yang tidak bisa dipisahkan dari naba’, khabar, dan hadits. Shidq adalah benar atau jujur. Sedangkan kadzib adalah dusta. Shidq dan kadzib tidak bisa terjadi pada ketiga-tiga jenis pesan di atas. Hanya berita dari Allah dan Rasul-Nya saja yang tidak diragukan kebenrannya. Sedangkan sumber berita dari yang lain tetap tunduk kepada kaidah benar dan dusta.

D.      METODE MENYAMPAIKAN PESAN
1.         Hiwar
Hiwar menurut bahasa artinya pembicaraan yang berlangsung di antara dua orang atau kebih. Hiwar juga berarti bertukar pikiran dan saling mengoreksi dalam pembicaraan. Sedangkan menurut istilah, hiwar artinya mengoreksi dalam pembicaraan yang berlangsung di antara dua orang atau lebih yang bertujuan untuk menyampaikan informasi atau meyakinkan orang lain dalam suasana tenang dan tidak panas.
2.         Jidal
Jidal menurut bahasa berarti memintal benang. Kata ini memberikan inspirasi bahwa jidal adalah upaya untuk merajut benang-benang yang kusut.
Dalam jidal masing-masing pihak berusaha untuk meyakinkan dan mengalahkan lawannya dengan kata-kata telak dan kadang-kadang bercampur dengan suasana panas. Dalam bahasa Indonesia, jidal lebih dekat diartikan dengan debat.
3.         Bayan
Secara bahasa, bayan artinya adalah jelas atau terang. Sedangkan menurut istilah, bayan berarti menjelaskan tujuan dengan pilihan kata yang paling tepat.
Al-Jurjani menjelaskan bahwa bayan artinya menjelaskan maksud kepada orang yang mendengar.
4.         Tadzkir
Tadzkir berasal dari kata dzakara yang berarti mengingat. Ketika bangun katanya menjadi dzakkara-tadzkir artinya berubah menjadi mengingatkan atau memberikan peringatan.
5.         Tabligh
Dasar kata tabligh adalah balagha. Kata ini secara umum berarti selesai, berakhir atau sampai, yang bisa digunakan untuk tempat, masa, atau sesuatu abstrak.
6.         Tabsyir
Tabsyir berasal dari kata busyra dan bisyarah yang artinya adalah bahagia dan gembira. Sedangkan kata tabsyir artinya adalah menyampaikan kabar bahagia dan gembira.
7.         Indzar
Indzar secara bahasa berarti menyampaikan pesan dengan cara mengingatkan yang bertujuan untuk menumbuhkan rasa takut dan kehati-hatian, baik untuk diri komunikator maupun komunikan. Indzar selalu terkait dengan mengingatkan orang untuk tidak melakukan perbuatan yang merugikan mereka di masa depannya, baik di dunia maupun di akhirat.
8.         Ta’aruf
Ta’aruf secara bahasa berasal dari kata ‘afara yang berarti tahu atau kenal.ketika bangun, kata berubagh menjdai ta’aruf maka kata ini bermakna salingmengetahui atau saling mengenal tanda-tanda atau cirri-ciri orang, baik lewat nama, cara berbicara, watak dan karakter, dan berbagai aspek lainnya.
9.         Tawashi’
Tawashi berasal dari kata wasiat yang secara bahasa artinya bersambung. Kata wasiat dalam Al-Qur’an secara umum dapat diategorikan dalam dua kelompok makna. Kelompok pertama, wasiat dalam arti menyampikan pesan berharga, dan kedua wasiat dalam arti menyampaikan pesan terkait dengan harta.
10.     Nasihat
Nasihat menurut bahasa artinya murni, jernih, bersih, tanpa noda. Nasihat mengandung makna yang dalam dan memiliki fungsi yang banyak. Tujuan di balik nasihat adalah agar orang yang mendapatkan nasihat dapat mengambil manfaat dan memtik buahnya. Di dalam nasihat ada suasana keakraban dan kecintaan, ada perasaan senasib, ada rasa empati. Dalam diri orang yang diberikan nasihat dapat menjadi seperti dirinya atau manjadi orang yang lebih baik lagi.
11.     Irsyad
Irsyad berasal dari rasyada, artinya mencari petunjuk ke jalan yang lurus lawan dari kata sesat. Irsyad artinya proses membantu seseorang dalam mengatasi permasalahan pribadinya dengan mengarahkan dirinya sendiri.
12.     Wa’dz atau Mau’idzah
Wa’dz atau Mau’idzah adalah jenis komunikasi yang bertujuan untuk melunakkan hati yang mendengarkannya. Lunaknya hati terefleksi pada linangan air mata, goncangnya dada saat mendengarkan pesan, dan munculnya tekad untuk berubah.
13.     Idkhal al-Surur
Di antara perintah Islam terhadap umatnya adalah perintah membahagiakan orang lain, baik dengan kata maupun dengan perbuatan.
Banyak cara untuk membahagiak sesama, di antaranya dengan mengucapkan selamat atas kesuksesan yang diraih oleh teman, mengucapkan belasungkawa dan turut berduka atas musibah yang menimpa saudara kita, atau menebar senyuman dan wajah ceria saat bertemu, meringankan beban saudara-saudara kesusahan, dan lain-lain.

Sumber 

No comments:

Post a Comment