di tempat kecil tak muat lagi,
Setelah harga bertambah tinggi
orang pun segan datang menawar,
Rumit beredar di tempat kecil
kerap bertemu kawan yang culas,
Laksana ombak di dalam gelas
diri merasi bagai terpencil,
Walaupun musnah harta dan benda
harga diri janganlag jatuh,
Binaan pertama walaupun runtuh
kerja yang baru mulailah pula,
Pahlawan budi tak pernah ngangut
khidmat hidup sambung bersambung,
Kadang turun kadang membumbung
sampai istirahat di liang kubur,
Tahan haus tahanlah lapar
bertemu sulit hendaklah tenang,
Memohon - mohon jadikan pantang
dari mengemis biar terkapar,
Hanya dua tempat bertanya
pertama Tuhan kedua hati,
Dari mulai hidup sampai pun mati
timbangan insan tidaklah sama,
Hanya sekali singgah ke alam
sesudah mati tak balik lagi,
Baru rang tahu siapa diri
setelah tidur di kubur kelam
Wahai diriku teruslah maju
di tengah janganlah berhenti,
Sebelum ajal, janganlah mati
keredhaan Allah, itulah tuju
Selama nampak tubuh jasmani
gelanggang malaikat bersama setan,
Ada pujian ada celaan
lulus ujian siapa berani
Jika hartamu sudah tak ada
belumlah engkau bernama rugi,
Jika berani tak ada lagi
separuh kekayaan porak poranda
Musnah segala apa yang ada
jikalau jatuh martabat diri,
Wajah pun muram hilanglah seri
ratapan batin dosa namanya
Jikalau dasar budimu culas
tidaklah berubah keraan pangkat,
Bertambah tinggi jenjang di tingkat
perangai asal bertambah jelas
Tatkala engkau menajdi palu
beranilah memukul habis - habisan,
tiba giliran jadi landasan
tahanlah pukulan biarlah bertalu
Ada nasihat saya terima
menyatakan fikiran baik berhenti
sebablah banyak orang membenci
supaya engkau aman sentosa
Menahan fikiran aku tidak mungkin
menumpul kalam aku kuasa,
Merdeka berfikir gagah perkasa
berani menyebut yang aku yakin
Celalah saya makilah saya
akan ku sambut bertahan hati,
ada yang suka ada yang benci
hiasan hidup di alam maya
#hamka #puisi
No comments:
Post a Comment