Showing posts with label Malaysiaku. Show all posts
Showing posts with label Malaysiaku. Show all posts

Saturday, 27 October 2012

Melayu


Bergantung kepada Yang Satu,
Berpegang kepada Yang Esa,
Tuah hidup sempurna hidup,
Hidup berakal mati beriman,
Malang hidup celaka hidup,
Hidup tak tahu halal haram.
(Pepatah epistemologi Melayu lama)
Petikan dalam buku Islam & Melayu, Dr. Siddiq Fadzil, 2012.

Apa tanda batang tebu,
Batang tebu halus uratnya,
Apalah tanda orang berilmu,
Orang berilmu halus budinya.

(pantun budi, pantun orang dulu)

Suatu artikel dalam Dewan Budaya Julai 2012;

* Melayu itu asal perkataannya adalah dari perkataan "melaju".
-bermaksud cepat, deras, tangkas yang merujuk sifat semulajadi perlakuan manusia melayu sehari-hari dlm aktivitinya.
-cerdas berfikir & pantas bertindak dalam peribadinya.

*Melayu juga bermaksud penyeberang, pengembara, penjelajah dari satu tempat ke tempat yang lain...

Komentar sosok saya: 
Melayu itu berada ditanah dan air. Maka negaranya tanahairnya. Menyeberang, Melaju & Derasnya di sungai dan lautan. Mengembara dan Menjelajahnya di setiap pelosok tanah, pulau dan lautan. Itulah bangsa Melayu.


Thursday, 30 August 2012

Merdeka 2.0

Artikel Merdeka dan Kebebasan 1.0 di sini..

Apa aku nak buat untuk Hari Kemerdekaan esok 31hb. Ogos 2012?

Aku nak ke sebuah pulau di Borneo. Bawa keluarga jalan-jalan!
....bisik Awang dalam hatinya.

Secara ilmiahnya..jom kita hurai, apa itu "MERDEKA"

Definisi

Sumber klik di sini

Pertama, Kemerdekaan adalah bebas dari tekanan atau penindasan dari pihak lain. 

Makna ini diambil dari kata“Itqun Minannar”. Kata ini diambiil dari hadits Nabi yang sering dikaitkan dengan keutamaan bulan ramadhan: “… awaluhu rahmah, wausatuhu maghfiroh, wa akhiruhu itqun minannar.” 
(…. puasa ramadhan itu awalnya rahmat, pertengahannya ampunan dan akhirnya adalha pembebasan dari api neraka).


Kedua, Kemerdekaan berarti menghilangkan kelas-kelas sosial dalam masyarakat, menciptakan tatanan masyaarakat yang sederajat. Memuliakan antara satu sama lain, kesetaraan, tidak ada kelas dalam masyarakat, masing-masing memiliki hak sebagai bangsa tanpa membedakan kultur dan kelasnya.
Makna itu terambil dari kata “Fatahriru Roqobah”. Kata ini  cukup banyak terdapat dalam al Quran. misalnya dalam satu ayat pada Annisa: 92 saja ada tiga kata. Kata “tahrir” dan “khurriyah” dalam bahasa Arab artinya “merdeka”.
Ketiga, merdeka diambil dari kata Fakku roqobah. 
Artinya, melepaskan budak dari perbudakan. 
Diambil dari ayat Al Qur’an “Wamaa adroka mal ‘aqobah, fakku roqobah” (Al Balad: 12-13). Kata “fakku” di sini pengertianya “merdeka“. Lebih lengkapnya, para ulama mendefinisikan kata fakku dengan إبطال الرق والعبودية (ibtlolur roqqi wal ‘ubudiyah) atau أبان بعضه عن بعض (Abaana ba’dhuhu ‘an ba’d).
Lebih jelasnya, kemerdekaan itu bisa tercapai, manakala bisa tampil bersama-sama antara satu individu dengan individu lain, atau antara kelompok satu dengan lainnya. Sehingga bukannya kelompok satu tampil yang lainnya tidak boleh tampil (disembunyikan) gara-gara dianganggap kelas dua, atau karena dianggap tidak sejajar,  atau dianggapnya tidak berarti. Kalau saja hal tersebut masih berlaku di negeri kita, atau di negeri lain, bahkan bisa terjadi dalam diri kita, berarti belum ada “merdeka”. Contoh yang sering kita dengar: “sudah, lenyapkan saja dia!”, “kita saja yang maju, jangan sampai dia tampil”, dan lain-lain.
Keempat, merdeka diambil dari kata Istiqlal
(Masjid Istiqlal = masjid merdeka).  Pengertian istiqlal menurut para ulama adalah, تفرد به ولم يشرك فيه (taffarroda bihi walam yusyrik fiih) 

Artinya: Mandiri. Tidak mau dicampur tangani oleh pihak lain. Sebuah bangsa yang “merdeka” (istiqlal) berarti tidak bisa dicampurtangani negara lain. 

Negara merdeka berarti negara itu mandiri, memanaj diri sendiri, bukan negara boneka, bukan negara yang diatur oleh negara lain. Kalau saja masih ada intervensi negara lain artinya belum merdeka.
Demikian juga bila makna istiqlal bagi individu artinya, seorang individu dikatakan merdeka jika sudah terbebas dari pengaruh “duniawi”, masih dipengaruhi oleh jabatan atau oleh macam-macam rayuan dan godaan lainnya, itupun belum dikatakan mandiri namanya, alias belum merdeka.
Kesimpulannya, 

pertama, merdeka adalah fakku roqobah, negara dikatakan merdeka jika bebas dari intimidasi. Merdeka dari rasa ketakutan. Sebab betapa banyak negara yang ditakut-takuti oleh pihak lain. 

Kedua, merdeka adalah hurriyah artinya tidak ada kelas-kelasan. 

Ketiga, merdeka adalah fakku, tidak ada tukar-tukaran maksudnya merdeka dari hukum. 

Keempat diambil dari kata Istiqlal, merdeka berarti tidak ada campur tangan dengan pihak lain alias mandiri.
Dalam konsep agama orang yang masuk syurga adalah mereka yang “merdeka”, bukan hamba sahaya.  

Kenapa dikatakan merdeka,  karena bagi si hamba akan merdeka jika hidupnya murni hanya kepada Allah; tidak merasa takut kecuali kepada Allah; tidak merasa cinta kecuali kepada Allah; tidak melakukan penyembahan kecuali kepada Allah. Itulah yang sebenar-benarnya yang merdeka dalam konsep para ulama.

Definisi Merdeka (Sumber Wikipedia)

Kemerdekaan ialah pemerintahan sendiri oleh penduduk-penduduk sebuah negara yang secara amnya menuntut kedaulatan. Istilah kemerdekaan digunakan untuk membezakan dengan penaklukan yang merujuk kepada sesuatu kawasan sebagai "wilayah" yang dikawal oleh sebuah kerajaan luaran dari segi politik dan tentera. 

Perkataan ini kekadang juga digunakan dalam erti kata yang lebih lemah untuk membezakan dengan hegemoni yang merupakan kawalan sebuah negara secara tak langsung oleh sebuah negara yang lebih kuat. Kemerdekaan boleh merupakan taraf permulaan bagi sebuah negara muncul (sering kali untuk mengisi kekosongan politik), tetapi sering merupakan pembebasan daripada kuasa yang mendominasi kawasan itu. 

Dari segi negatif, kemerdekaan juga boleh ditakrifkan sebagai keadaan yang tidak dikuasai oleh kuasa yang lain melalui penjajahan, dasar peluasan kuasa atau imperialisme. Kemerdekaan boleh diperoleh melalui penyahjajahan, pemisahan atau pembahagian. Walaupun ketiga-tiga ini sering berbetulan dengan kemerdekaan, ketiga-ketiga ini harus tidak dikelirukan dengan pemberontakan yang biasanya merujuk kepada penggulingan pihak berkuasa secara ganas. Ini kekadang hanya bertujuan untuk pengagihan semula kuasa — dengan atau tanpa unsur pembebasan seperti dalam kes pendemokrasian — di dalam sebuah negara dan oleh itu, bentuk negara itu tidak berubah. 

Umpamanya, Revolusi Oktober Rusia tidak bertujuan untuk memperoleh kemerdekaan negara; sebaliknya Perang Revolusi Amerika Syarikat bertujuan sedemikian. Autonomi merujuk kepada sejenis kemerdekaan yang diberikan oleh pihak berkuasa yang pada dirinya masih mengekalkan kuasa muktamad terhadap wilayah itu (sila lihat penurunan kuasa). Negeri naungan merujuk kepada kawasan autonomi yang bergantung kepada kerajaan yang lebih besar untuk perlindungannya sebagai kawasan autonomi. Sebuah negara yang ingin menuntut kemerdekaan daripada pihak berkuasa akan mengumumkan pengisytiharan kemerdekaan, umpamanya Pengisytiharan Arbroath oleh Scotland yang merupakan contoh negara terawal yang masih wujud serta Pengisytiharan Kemerdekaan Amerika Syarikat pada tahun 1776 yang paling masyhur. 

Terdapat banyak sebab mengapa sebuah negara atau wilayah hendak menuntut kemerdekaan. Kekecewaan terhadap pihak berkuasa merupakan alasan yang sering dikemukakan oleh gerakan-gerakan pengikut faham pemisahan, tetapi kesusahan ekonomi biasanya adalah yang mencetuskan tindakan gerakan-gerakan ini.

Cara untuk menuntut kemerdekaan berbeza-beza dari tunjuk perasaan yang aman ke perang saudara yang ganas. Tarikh kemerdekaan (atau kekadangnya permulaan pemberontakan) biasanya dirayakan sebagai hari kelepasan negara yang dikenali sebagai hari kemerdekaan. 

Sejarah istilah Asal-usul Istilah "Merdeka" ditakrifkan daripada bahasa Sanskrit Maharddhika yang membawa makna "kekayaan, keagungan dan kekuasaan" Dalam konteks kontemporari, Istilah ini digunakan dalam Bahasa Malaysia dan Bahasa Indonesia untuk melambangkan kedaulatan sesebuah negara.

Tuesday, 8 May 2012

Minimum wage


Najib: Minimum wage ‘the right thing to do’


May 08, 2012
KUALA LUMPUR, May 8 — Putrajaya’s new base wage policy for workers was the “right thing to do”, Datuk Seri Najib Razak has insisted, attempting to quell dissent from both employer and employee groups over the proposed salary levels.
Najib had announced last Monday a base wage of RM900 for the peninsula and RM800 in Sabah and Sarawak with a grace period of six months, or double that for micro-enterprises, after much months of heated negotiations with those from both sides of the divide.
“In principle, I am clear that this is the right thing to do,” the prime minister said in a posting on his www.1malaysia.com.my blog late yesterday.
Najib said the government had to carefully consider the correct balance between guaranteeing workers a decent wage and employers’ needs before introducing the policy. — File pic
He explained to critics that the new floor wage was decided on after taking into consideration factors proposed by the World Bank such as cost of living, the poverty line index and unemployment rate.
Further to this, he pointed out, the proposed wage levels would be reviewed once every two years to account for any changes within these factors.
The government began working on a minimum wage policy last year after over a decade of pressure from labour unions during which productivity rose by 6.7 per cent annually but real wages inched up by just 2.6 per cent each year.
But it was delayed as stakeholders continued to pressure the government. Small-medium industries (SMIs) warned that 80 per cent of active businesses could fold under a blanket wage floor, cutting four million jobs from the labour market.
SMIs say they make up 99 per cent of operational companies and employ 59 per cent of all workers as they are the most labour-intensive outfits and will be hardest hit by a hike in wage bills.
But Najib insisted that the government had to carefully consider the correct balance between guaranteeing workers a decent wage and employers’ needs before introducing the policy.
“Some international studies indicate that a higher minimum wage can potentially affect demand for workers, especially youths lacking experience,” he pointed out.
After the policy was announced last week, employers and economists predicted that the new base wage would lead to surging unemployment, “black market” labour and inflationary pressure.
“When employers refuse to hire at the minimum wage, desperate workers will look to the black market and agree to take less than that,” said Wan Saiful Wan Jan, chief executive of libertarian think-tank Institute for Democracy and Economic Affairs.
“The irony is that the government introduced this to provide a social safety net but these workers will not have EPF or Socso,” he had told The Malaysian Insider, referring to the state pension fund and Social Security Organisation.
In contrast, workers’ groups protested against the new wage policy, demanding for a higher wage floor and greater employee rights.
But despite this, Najib said his government was determined to help ease the transition for the greater good of Malaysia.
He explained that when calculating the new minimum wage, the government had taken into consideration the need to maintain overseas investment in the country — which provides needed capital for generating jobs.
“We are also creating more and more job opportunities through the Economic Transformation Programme (ETP) in various industries such as tourism, wholesale and retail,” he said.
The government’s target, added Najib, was to create some 3.3 million jobs by the end of the next decade.
“In the meantime, I also encourage Malaysians to keep tuned to the ETP to find out which industries they can look towards for more opportunities.
“This is a day for recognising the role played by our workers, and I’m confident that this new policy will benefit many workers across the country,” he said

frm
Malaysian Insider

Wednesday, 31 August 2011

Nabi pun dianggap pengkhianat


Khairul Azlam Mohamad

MARANG, 30 Ogos: Dunia hari ini akan menghukum bahawa Nabi Muhammad s.a.w. adalah pengkhianat kepada bangsa dan tanahair, kata Presiden PAS, Datuk Seri Tuan Guru Abdul Hadi Awang.

Ini, katanya kerana Nabi s.a.w. menyerang bangsa dan tanahairnya sendiri di Mekah dan kaum Arab yang dipimpin oleh bapa mertuanya, Abu Suffian.

“Tidak, tidak sekali-kali kerana bangsanya menganut ajaran jahiliah, ajaran syaitan dengan meninggalkan syariat Allah SWT,” tegasnya semasa berkhutbah Idulfitri di Masjid Rusila, hari ini.

Pada ketika itu, jelasnya di bahagian timur Semenanjung Tanah Arab dijajah oleh Parsi dan baratnya oleh Rom.

“Mekah dibebaskan, Mekah dimerdekakan. Dimerdekakan daripada siapa? Dimerdekakan daripada jahiliah, bukan jahiliah Parsi, bukan jahiliah Inggeris, jahiliah Perancis, jahiliah Cina dan India. Mekah dibebaskan dari jahiliah Arab, sebangsa dengan Nabi s.a.w.,” jelasnya di hadapan lebih 3,000 jemaah.

Katanya, Mekah dijajah oleh jahiliah Arab, dengan itu Nabi s.a.w. memimpin para sahabat untuk membebaskan Mekah daripada jahiliah bangsanya sendiri.

Tegasnya, Mekah dibebaskan daripada jahiliah kerana kemerdekaan yang sebenar ialah mengabdikan diri kepada Allah SWT.

Beliau yang juga ahli parlimen marang berkata, tidak ada kemerdekaan selagi tidak mengabdikan diri kepada Allah SWT.

“Selagi sembahyangnya tidak mengadap Allah, selagi syariat dan hukum-hakamnya tidak mengikut syariat dan hukum-hakam Allah, tidak dinamakan merdeka dalam erti kata yang sebenar,” jelasnya.

Tegasnya, perjuangan memerdekakan manusia dengan hanya mengabdikan diri kepada Allah.

“Ketahuilah, umat Islam belum merdeka daripada penjajah Inggeris, penjajah Perancis, penjajah Itali, penjajah Komunis, penjajah Cina, Rusia dan lain-lain selagi mereka tidak melaksanakan Islam di tanahair mereka.

“Selagi hukum Islam tidak berdaulat, syariat Allah tidak diamalkan semuanya, menandakan perjuangan kita belum selesai, perjuangan untuk menyambung risalah yang dibawa oleh Nabi Muhamad s.a.w. belum selesai,” ujarnya lagi.

Thursday, 28 July 2011

Rumah Kita (N D La La)

Mari kita cari titik persamaan,
Jangan dibesarkan titik perbezaan,
Di situ bermula perpaduan kita,
Di situ bermula perpecahan kita...

Benarkah ini rumah kita,
Memang benar dek oi,
Duduklah di kerusi,
Jangan duduk di lantai saja...

Rumah ini rumah kita,
Memang benar dek oi,
Sudah terang lagi lah nyata,
Jangan sengketa,
Sesama kita jangan sengketa...

Rumah ini rumah kita,
Jangan biarkan orang yang jaga,
Ditangan kita,
Buruk baik ditangan kita...

Benarlah ini rumah kita,
Makan la isi,
Jangan hanya hirup kuahnya...

Baru tentu hala tujunya,
Anak cucu terpelihara,
Berbaik berpada-pada,
Jangan cacing naik ke mata.

Monday, 27 June 2011

A Samad Said ; Teks Ucapan Penuh Pada Malam Pelancaran Bersih—19 Jun, 2011.

“Murbawan Malaysia tidak senang dengan apa yang sedang berlaku di negara ini. Kita menghantar pesanan yang sangat waras. Demokrasi perlu murni dan terus dimurnikan.

Kenapa kita tidak boleh memperbaik situasi? Kenapa kita harus membiarkan demokrasi diperkuda oleh segelintir kuasawan yang tampaknya bermaharajalela?
Telah lama kita tidak senang dengan aliran demokrasi yang diperkuda ini. Telah lama kita inginkan demokrasi yang bersih, bergerak atas landas yang murni.

Kita sedar bahawa jalan ini tidaklah mudah. Maka itu, kita menjadi lebih berazam. Kita maklum bahawa gergasi media arus perdana kini sedang ikut garang menghempit kita dalam arus peristiwa yang semakin durjana. Kita sedang berlawan dengan keangkuhan yang pejal. Oleh media arus perdana ini, kita sewenangnya digambarkan sebagai kumpulan “siasah” yang sangat bercita-cita buruk. Lebih buruk, kita digambarkan sebagai kelompok yang sengaja ingin menggelorakan masyarakat seburuk hajat.

Kita tidak begitu. Kita ingin memperbaiki jentera demokrasi agar lebih berhati nurani.
Kita tidak menginginkan demokrasi yang kasar dan sombong; kita merindukan demokrasi yang tulus dan betul.

Inilah gerakan kita yang, sayangnya, terpaksa bermula di tengah keangkuhan kerajaan yang merasa segala-galanya sudah betul, malah sudah syurgawi, di tanah air ini. Kita sebenarnya masih dalam derita yang terus dicipta oleh tangan kasar berhati angkuh yang sangat bercita-cita.

Kita merindukan suara kuasa yang waras dan insani; suara pembimbing yang ikhlas dan mengerti. Kita tidak memerlukan suara angkuh dalam era yang sudah terlalu lama sombong ini. Kita mengharapkan tangan kuasa yang berhemah, sedia memimpin dan berdamai, turut bantu mencipta iklim demokrasi yang harum.

Memanglah kita mengkhayalkan dunia indah itu, walaupun kenyataan yang terserlah dan mengembang kini sedang menunjukkan di atas kepala kita sentiasa sedia terapung awan kelam yang menjanjikan tofan.

Jikalau berlaku, kita bukanlah kelompok manusia yang gamam berlari; kita, sebaliknya, adalah manusia yang cekal berdiri. Kita ingin memupuk demokrasi yang lebih berhati nurani.

Dua ratus tahun dulu seorang tokoh kecil Sam Adams, dengan kelompoknya yang kecil juga, telah mencurahkan teh ke dalam laut di pelabuhan Boston, Amerika. Kata Sam Adams: “It does not require a majority to prevail, but rather an irate, tireless minority keen to set bushfires in people’s minds.”

Kita nyalakan unggun api itu pada malam ini!”

(Perhatian: Kerana dibataskan masa hanya seminit seorang, maka saya yang mewakili GMP, hanya sempat membacakan dua perenggan terakhir teks ucapan ini.—A. SAMAD SAID).

A Samad Said ; Menambat Rakit & Unggun BERSIH



MENAMBAT RAKIT

Sesudah demikian lama dicintai,
sukarlah dilupakan.
Inti pengalaman, kepedihan;
akar kerinduan keresahan…
Memang begitu banyak
diperlukan kekuatan,
kepangkalan batin, rakit ditambatkan
bara kenangan dikuatkan
Akhirnya, tak terduga, kekuatan membuak sendiri,
dan disedari, semua takkan sampai, ke dasar inti.
Tiada lagilah bezanya,
sama ada hilangnya kemudian
atau tenggelamnya sekarang.
Tiada juga bezanya ,
jika ia langsung tak datang
atau tiba-tiba terkorban
Kepiluan yang berlanjut akhirnya,
ditenterami keyakinan,
betapa dielak puntakdir
tetap terbuka pintunya
bertanya: manusia, engkau ini sebenar-benarnya siapa..

~A. Samad Said (1985 )

Unggun Bersih

Semakin lara kita didera bara—
kita laungkan juga pesan merdeka:
Demokrasi sebenderang mentari
sehasrat hajat semurni harga diri.

Lama resah kita—demokrasi luka;
lama duka kita—demokrasi lara.
Demokrasi yang angkuh, kita cemuhi;
suara bebas yang utuh, kita idami!

Dua abad lalu Sam Adams berseru:
(di Boston dijirus teh ke laut biru):
Tak diperlu gempita sorak yang gebu,
diperlu hanya unggun api yang syahdu.

Kini menyalalah unggun sakti itu;
kini merebaklah nyala unggun itu.

24—25, 6.11. A. SAMAD SAID



Sunday, 24 April 2011

Rakyat Service Advertisement 7 @ MyConstitution PerlembagaanKu

Rakyat Service Advertisement 8 @ MyConstitution PerlembagaanKu

Rakyat Service Advertisement 5 @ MyConstitution PerlembagaanKu

Rakyat Service Advertisement 6 @ MyConstitution PerlembagaanKu

Rakyat Service Advertisement 3 @ MyConstitution PerlembagaanKu

Rakyat Service Advertisement 4 @ MyConstitution PerlembagaanKu

Rakyat Service Advertisement 2 @ MyConstitution PerlembagaanKu

Apa itu Perlembagaan Persekutuan? Boleh makan ke?

Monday, 15 March 2010

@ Miri on 14th March 2010

Aku jarang bergambar bersama satu keluarga. Mungkin kerana kami berempat, aku yang memegang kamera. Tapi, dengan bantuan tripod, masalah itu diatasi.

Miri City Fan selepas mandi kolam.

Monday, 8 March 2010

Golongan Professional Berhijrah Ke Luar Negara


  1. Migrasi @ hijrah sudah menjadi adat berzaman. Kehadiran agama Islam ke Tanah Melayu yang dulunya menganut agama budaya pun hasil penghijrahan orang Arab dari Timur Barat.
  2. Masyarakat berbilang kaum di Malaysia serta banyak negara di dunia pun hasil daripada penghijrahan.
  3. Ada baik dan ada buruk.
  4. Kita kaji siapa yang datang dan siapa yang pergi.
  5. Dalam kontek Malaysia, banyak pekerja asing yang kurang mahir memasuki negara untuk memenuhi peluang pekerjaaan yang ada.
  6. Sebaliknya pula berlaku pada golongan professional negara atau luar.
  7. Negara kita bukan destinasi yang menjadi pilihan golongan professional luar negara untuk datang bekerja di sini.
  8. Perkara yang sama berlaku pada golongan professional Malaysia, makin ramai yang memilih untuk berhijrah.
  9. Yang masih belajar di luar negara juga tidak ketinggalan telah dan bakal berhijrah.
  10. Apa yang tidak kena dengan Malaysia?
  11. Di atas adalah sebahagian promosi yang dibuat oleh negara luar untuk menarik mereka ke sana. Adakah kita melakukan perkara yang sama?
  12. Apa kesannya?
  13. Negara kehilangan otak yang bergeliga untuk membangunkan negara. Semuanya berada di luar negara, berkhidmat untuk orang lain.
  14. Negara kerugian disebabkan banyak duit rakyat digunakan untuk perbelanjaan pendidikan dan biasiswa, namun di akhiri dengan mereka tidak balik ke negara.
  15. Apakah sebabnya?
  16. Gaji rendah. Karenah Birokrasi negara. Banyak rasuah. Susah untuk berjaya jika tidak mempunyai kenalan orang politik. Standard teknologi negara masih di peringkat zaman batu. Negara luar banyak menyediakan kemudahan kepada mereka yang bergelar professional. dsb.

....apa jadi dengan negaraku..

Monday, 1 March 2010

Budaya Bangsa

Lukisan yang penuh cerita tersendiri. Daripada penghasilan lukisan ini sehingga mesej yang ingin disampaikan.

Lukisan ini terdapat di Balai Menunggu Lapangan Terbang Sultan Ismail Petra, Pengkalan Chepa, Kelantan.

Tuesday, 23 February 2010

Petaling Jaya 20th to 25th Feb 2010


KL Sentral, dari luar nampak seperti buku. Ini adalah tempat yang paling aku suka untuk lepak.Ada kedai buku, boleh baca tanpa beli.Aku tempat makan.Aku kenderaan ke semua tempat.Ada tempat duduk dsb. Ini merupakan salah satu ciptaan yang amat cerdik serta berpadangan jauh.
LRT ke KL Sentral.

signboard yang menarik!

Menara Telekom. Bangunan amat menarik. Tetapi, trainer aku masa kursus kutuk Telekom. Telekom antara badan kerajaan di swastakan tapi masih mengamalkan mentaliti kerja kerajaan. Perkhidmatan amat teruk. Mungkin perkara ini perlu diberi perhatian!

Train, bukan awek!