MENAMBAT RAKIT
Sesudah demikian lama dicintai,
sukarlah dilupakan.
Inti pengalaman, kepedihan;
akar kerinduan keresahan…
Memang begitu banyak
diperlukan kekuatan,
kepangkalan batin, rakit ditambatkan
bara kenangan dikuatkan
Akhirnya, tak terduga, kekuatan membuak sendiri,
dan disedari, semua takkan sampai, ke dasar inti.
Tiada lagilah bezanya,
sama ada hilangnya kemudian
atau tenggelamnya sekarang.
Tiada juga bezanya ,
jika ia langsung tak datang
atau tiba-tiba terkorban
Kepiluan yang berlanjut akhirnya,
ditenterami keyakinan,
betapa dielak puntakdir
tetap terbuka pintunya
bertanya: manusia, engkau ini sebenar-benarnya siapa..
~A. Samad Said (1985 )
Unggun Bersih
Semakin lara kita didera bara—
kita laungkan juga pesan merdeka:
Demokrasi sebenderang mentari
sehasrat hajat semurni harga diri.
Lama resah kita—demokrasi luka;
lama duka kita—demokrasi lara.
Demokrasi yang angkuh, kita cemuhi;
suara bebas yang utuh, kita idami!
Dua abad lalu Sam Adams berseru:
(di Boston dijirus teh ke laut biru):
Tak diperlu gempita sorak yang gebu,
diperlu hanya unggun api yang syahdu.
Kini menyalalah unggun sakti itu;
kini merebaklah nyala unggun itu.
24—25, 6.11. A. SAMAD SAID
No comments:
Post a Comment