Tuesday 10 March 2020

Prinsip - Prinsip Komunikasi Islam

A.      PENDAHULUAN
Komunikasi Islam tunduk dengan sumber utama ajara Islam, yaitu Al-Qur’an dan Sunnah. Dari sumber inilah prinsip-prinsip dasar Ilmu Komunikasi Islam diambil. Dengan memahami prinsip-prinsip dasar Komunikasi dalam Islam diharapkan pembaca akan memiliki rambu-rambu yang membantuya dalam berkomunikasi sesuai dengan aturan umum ajaran Islam. Prinsip-prinsip berlaku umum untuk segala bentuk komunikasi dengan sesamam manusia.

Adapun prinsip-prisip dasar Komunikasi Islam tersebut adalah: prinsip ikhlas, prinsip pahala dan dosa, prinsip kejujuran, prinsip keberhasilan, prinsip berkata positif, prinsip paket, prinsip dua telinga satu mulut, prinsip pengawasan, prinsip selektivitas dan validitas, prinsip saling mempengaruhi, prinsip keseimbangan berita, dan prinsip privacy.

B.       PRINSIP-PRINSIP KOMUNIKASI ISLAM
1.         Prinsip pertama: Ikhlas
Suatu pesaan tidak akan berdampak postif kepada komunikan jika diterima dengan hati yang tidak ikhlas. Ikhlas adalah kerja hati.
Prinsip ikhlas ini adalah prinsip paling mendasar dalam Komunikasi Islam. Kehilangan prinsip dari dari komunikasi maupun komunikan akan membuat tujuan utama komunikasi yaitu ibadah menjadi hilang dan kekuatan pesan yang disampaikan memudar.  Kehilangan prinsip ini dari salah satu pihak akan membuat proses komunikasi terhambat apalagi bertemu antara ketidakikhlasan dengan komunikan
Selain faktor penerima pesan, kekuata pesan juga dipengaruhi oleh pengirim pesan. Pesan yang baik yang disampaikan oleh orang yang tidak ikhlas tidak memiliki pengaruh pada penerimanya.

Menakar Keikhlasan
Ikhlas tempatnya adalahhati. Karena tempatnya di hati, maka kita tidak mungkin mengukur tingkat keikhlasan yang tempatnya di hati. Namun keikhlasan itu ada jejaknya, apa yang ada di dalam hati akan terungkap lewat anggota tubuh. Ketika telinga mendengar berita duka, hati ikut bersedih, dan ketika hati bersedih mata pun bereaksi dengan mengeluarkan air mata.
Selain menyerap pesan, keikhlasan akan berdampak kepada kesungguhan untuk menyaring pesan serta mengambil pesan yang paling berkualitas.
Kemampuan menyaring pesan dan mengambil yang terbaik disebutkan dalam firman Allah Surah Al-Zumar ayat 17-18:
Dan orang-orang yang menjauhi thaghut (yaitu) tidak menyembah-_nya dan kembali kepada Allah, bagi mereka adalah berita gembira; sebab itu sampaikanlah berita itu kepada hamba-hamba-Ku, yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal.
Dari ayat di atas disebutkan bahwa keinginan yang serius menyaring informasi dan menerapkan pesan yang paling baik adalah cirri orang yang berakal yang mendapatkan petunjuk dari Allah swt.
Berdasarkan dalil di atas disimpulkan bahwa ikhlas dalam komunikasi adalah pilar utama untuk mendapatkan komunikasi yang berkualitas :mendaptakan pahala, selektif, dan produkif.

2.         Prinsip kedua: Prinsip Pahala dan Dosa
Prinsip ini menjelaskan bahwa setiap pesan atau pernyataan yang keluar itu mengandung konsekuensi pahala dan dosa. Lisan memiliki peran kunci dalam berkomunikasi apakah membawa kita kepada kesuksesan atau kehancuran.
Agar lisan kita tidak menjadi alat pengumpul dosa tetapi selalu memproduksi pahala, maka lisan membimbing manusia terutama umat Islam untuk melakukan langkah-langkah berikut:
1.         Islam melarang berkata kotor dan kasar
Kata yang kotor adalah cerminan hati yang kotor. Sedangkan jiwa yang bersih berdampak pada ucapan dan tingkah laku sehari-harinya.
2.         Memberikan motivasi agar selalu berkata yang baik.
Rasulullah memebrikan motivasi kepada orang yang berkata baik dengan berbagai macam cara, di antaranya:
a.     Menyampaikan kabar gembira kepada orang yang selalu berkata baik dan mewanti-wanti orang-orang yang sembarangan mengeluarkan pernyataan.
b.      Berkata yang baik menyebabkan masuk surga dan ,endapatkan tempat yang baik di sana.
c.       Berkata baik dikategorikan memberi sedekah atau pengganti pemberi sedekah.
d.        Islam identik dengan ucapan yang baik.

3.         Prinsip Ketiga: Prinsip Kejujuran
Lisan bisa membunuh karakter seseorang, bisa merusak hubungan suami istri, kaum kerabat, bahkan bisa menyebabkan pertumpahan darah. Gara-gara lisan, suatu komunitas bisa hancur berantakan.
Karena itu kejujuran dalam menyampaikan pesan adalah prinsip mendasar dalam Komunikasi Islam. Tidak tegaknya prinsip ini akan berakibat fatal buat kehidupan manusia.
Di antara bentuk kejujuran dalam berkomunikasi adalah:
a.         Tidak memutarbalikkan fakta
b.         Tidak berdusta

4.         Prinsip Keempat: Prinsip Kebersihan
Islam sangat menekankan prinsip kebersihan dalam segala hal, termasuk dalam menyampaikan pesan. Pesan yang baik akan mendatangkan kenyamanan psikologis bagi yang menrimanya, sedangkan pesan-pesan yang jelek akan berdampak pada keruhnya  hati.
Seseorang yang mengungkapkan kata-kata yang baik akan membuat hatinya tenang. Itulah rahasia dari perintah Allah yang menganjurkan kita banyak mengucapkan dzikir.
Menyampaikan kata-kata yang memberikan harapan kepada seseorang adalah lebih baik daripada kata-kata yang membuat orang pesimis. Di antara tujuan komunikasi adalah memberikan kenyamanan psikologis kepada orang yang mendengarkan.

5.         Prinsip Kelima: Berkata Positif
Pesan positif sangat berpengaruh bagi kebahagiaan seseorang dalam kondisi apapun dia berada. Seorang komunikator yang sering mengirim pesan positif kepada komunikan akan menyimpan modal yang banyak untuk berbuat positif.
Ketika mendapatkan ancaman keamanan saat menjalankan dakwahnya, Imam Ibnu Taimiyah mengirimkan pesan positif pada dirinya: “Apa yang akan dilakukan oelh musuh-musuhku? Tamanku dan surga berada dalam dadaku. Mereka membunuhku sama mengantarkanku ke surga, mereka mengasingkanku berarti mengajakku bertamasya, jika mereka memenjarakanku berarti mereka menyuruhku untuk beristirahat.

Motivasi adalah Pesan Positif
Pesan yang diungkapkan dengan bahasa yang penuh optimis membangitkan semangat untuk melakukan perubahan.
Menyampaikan pesan dengan nada optimis adalah langkah awal menuju kemenangan. Optimis yang dibangun oleh seseorang menyebabkannya bergairah untuk menggapainya. Nabi Muhammad selalu mendidik sahabatnya dengan bahasa optimis.
Optimisme juga adalah langkah awal melangkah menuju Surga. Rasulullah mengaakan bahwa kalau seseorang berdo’a meminta surga, jangan meminta surga yang sekedarnya, tapi mintalah surga paling mewah, yaitu Firdaus. Dengan meminta Firdaus kita termotivasi untuk lebih bekerja keras agar usaha yang kita lakukan dianggap pantas untuk mewujudkan apa yang kita minta dan cita-citakan.

6.         Prinsip Keenam: Prinsip Pikat (Hati, Lisan dan Perbuatan)
Manusia adalah makhluk yang diciptakan Allah dalam satu paket lngkap. Ada unsure jiwa dan ada unsure raga. Gerak raga dalam konsep Islam dipengaruhi secara kuat oleh hati atau jiwa. Artinya, lisan akan berbicara yang baik manakala hatinya baik, lisan tidak akan mampu berbicara baik dan lancer tanpa kendali dari jiwanya, yang diungkapkannya akan terasa hambar.
Konsistensi antara hati, kata dan perbuatan adalah ciri manusia sukses. Allah tidak menyukai inkosistensi. Tidak hanya Allah, manusia secara umum juga memandang bahwa inkonsistensi adalah cacat yang membuat nilai seseorang menjadi berkurang. Sebab, inkonsistensi adalah ciri kemunafikan.

7.         Prinsip Ketujuh: Prinsip Dua Teliga Satu Mulut
Menceritakan kembali semua yang didengar addaah tanda kecerobohan seseorang. Menceritaka kembali semua yang didengar akan beresiko memiliki tingkat kesalahan yang banyak.
Isyarat agar kita brhati-hati dalam berbicara dan banyak mendengar adalah pada stuktur fisik kita yang diciptakan dengan dua telinga dan satu mulut. Setelah informasi ditangkap oelhe telinga, informasi tersebut disaring oelh perangkat akal dan sebelum dikeluarkan oleh lisan melalui mulut, lisan kita dikawal oleh gigi-gigi kita yang jumlah 32 itu.
Orang yang cerdas adalah orang yang mampu memilah-milah informasi dan hanya mengambil yang terbaik dari informasi yang diterima.
8.         Prinsip Kedelapan: Prinsip Pengawasan
Prinsip pengawasan muncul dari kepercayaan mukmin yang meyakini bahwa Allah Maha Mendengar, Maha Melihat, dan Maha Mengetahui. Selain itu, mereka juga meyakini bahwa setiap kata yang diucapkan akan dicatat oleh malaikat pencatat.
Prinsip pengawasan ini akan membuat orang selalu merasa diperhatikan dan dipantau. Orang yang selalu dipantau biasanya lebih berhati-hati dalam mengeluarkan statemen.

9.         Prinsip Kesembilan: Prinsip Selektivitas dan Vadilitas
Berbicara dengan data dan informasi akurat adalah salah satu ciri pribadi berkualitas. Selain menambah kredibilitas, informasi yang akurat menghindarkan kita jatuh kepda kesalahan yang berujung kepada penyesalan.
Prinsip seletivitas dan vadilitas dalam Komunikasi Islam bukan hanya bertujuan untuk memberikan kepuasan bagi komunikan di dunia ini, tetapi tujuan utama mereka adalah agar bisa mempertanggungjawabkan apa yang mereka kemukakan pada saat diminta pertanggungjawabannya di akhirat.

10.     Prinsip Kesepuluh: Prinsip Saling Mempengaruhi
Komunikasi antar manusia merupakan aktivitas menyampaikan dan menerima pesan dari dan kepada orang lain. Saat berlangsung komunikasi, proses pengaruh mempengaruhi terjadi.
Karena muara semua tujuan komunikasi adalah saling mempengaruhi, maka membangun komunikasi yang bertujuan untuk menciptakan suasana yan sehat adalah bagian yang tidak terpisahkan dari Islam. Pengaruh pesan tersebut tidak hanya sesaat, tetapi kadang-kadang kekal sepanjang hidup komunikan
Di antara bentuk pengaruh strategis komunikasi adalah:
a.         Dapat merubah pendapat orang lain
b.         Menjadi faktor yang menentukan baik buruknya manusia

11.     Prinsip Kesebelas: Prinsip Keseimbangan Berita (Keadilan)
Informasi yang seimbang akan membuat keputusan menjadi akurat. Prinsip perimbangan dalam menyerap informasi sebelum memberikan sikap adalah keharusan.
Dengan prinsip ini, informasi yang kita terima akan lebih akurat, karen apihak yang sedang berselisih kadang-kadang memberikan informasi secra emosional dan kadang-kadang berlebihan.

12.     Prinsip Keduabelas: Prinsip Privacy
Setiap orang memiliki ruang privacy yang tidak boleh diungkap di pentas public, begitu juga dengan organisasi, lembaga dan seterusnya. Membocorkan rahasia sama dengan menelanjangi orang, organisasi dan lembaga dan membuat mereka malu.
Allah melarang orang beriman untuk mencar-cari informasi tentang masalah yang masuk dalam ruang privacy.
Di antara masalah yang termasuk dalam ruang privacy adalah masalah keretakan rumah tangga. Islam mengarahkan kaum muslimin agar menyelesaikan permasalahan yang terjadi dengan melibatkan pihak yang sangat terbatas.
Melanggar masalah privacy seperti ini di dalam Islam termasuk ke dalam status pelanggaran hak-hak asasi manusia, yaitu melakukan pencemaran nama baik.

Sumber

No comments:

Post a Comment